Tim Destana PMI Menggelar Sosialisasi Bencana Gempa ke Warga Tanggunggunung Tulungagung - CERITARELAWAN.id
CERITARELAWAN.id, TULUNGAGUNG – Tim Ekspedisi Desa Tangguh Bencana Tsunami 2019 Dari Palang Merah Indonesia (Destana PMI) menggelar sosialisasi bencana gempa dan tsunami kepada warga pesisir pantai Di wilayah Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung Jawa timur, jumat (19/7/2019).
Sebelum sosialisasi dilaksanakan apel penyerahan Pataka Ekspedisi Destana dari Kabupaten Blitar ke kabupaten Tulungagung.
Menurut fathurroman relawan PMI Kabupaten Tulungagung yang gabung dalam tim Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana PMI dalam Ekspedisi Destana kepada CERITARELAWAN.id mengatakan bahwa tujuan sosialisasi untuk memberikan informasi sepenuhnya tentang ancaman gempa yang ada di pesisir pantai.
"Karena desa Tanggungunung ini berada di pesisir Jawa bagian selatan yang rentan terhadap gempa. Perkara kapan datangnya, Ada tidaknya, kita juga tidak tahu. Semoga kita tidak merasakan (gempa),"
Amirul Yasin Pemateri Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana PMI dalam Ekspedisi Destana saat menyampaikan materi bahwa kejadian bencana gempa kapan saja bisa datang tanpa ada tanda. Tidak seperti bencana lain misalnya banjir didahului hujan, gunung meletus pasti ada getaran, dan tsunami kalau mau datang pasti ada gempa dulu.
"Kalau tidak ada gempa, tidak ada tsunami kecuali ada longsoran bawah air seperti yang terjadi di Pangandaran. Makanya di sini kita juga harus waspada," ujarnya.
Ketika terjadi gempa, kita harus menyiapkan diri bukan berarti harus melawan gempa tetapi kita harus tahu manajemennya seperti apa?.tambahnya
Lari boleh, ketika kita bisa keluar dari rumah tetapi kalau tidak bisa lebih baik pergi ke pojokan rumah untuk menghindari reruntuhan. "Jangan sembunyi di bawah meja, kalau toh tidak ada pojokan kita berdiri di tiang supaya terhindar dari jatuhnya genteng.
Selanjutnya yasin nama panggilan akrabnya dia mengimbau warga untuk tidak membiasakan kunci rumah dilepaskan dari pintu karena begitu terjadi gempa pada malam hari, akan menyita waktu ketika kita akan keluar rumah.
Dia juga menekankan warga ketika terjadi gempa, untuk tidak menunggu pengumuman dari pemerintah atau TV tentang potensi tsunami. "Segera evakuasi diri dan keluarga cari tempat yang tinggi minimal 30 meter," sambungnya.
Yang juga tidak kalah penting, bahwa kita harus menyiapkan tas siaga bencana yang berisi dokumen penting seperti kartu keluarga, surat nikah, ijazah akte lahir, surat tanah dan lain lain yang dijadikan satu di tas dan ditutup plastik kedap air. Selain itu tas siaga bencana berisi bahan makanan minimal untuk satu keluarga seperti mi instan dan air mineral di botol.
"Nomor telpon penting, puskesmas, polisi PMI dan juga foto keluarga harus ada di tas itu. Karena ketika bencana, ada orang mencari kelurga dengan ada foto akan lebih mudah," pungkasnya. (Cak Amin CERITARELAWAN.id)





